1.
Ideologi merupakan kompleksitas
pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang
atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya,serta menentukan
sikap dasar untuk mengolahnya. Sehingga seseorang dapat menangkap apa saja yang
dilihat itu benar atau tidak benar, juga menilai sesuatu itu benar atau tidak
benar.
Seseorang
atau masyarakat berusaha mewujudkan ideologi dalam tindakan sehari
hari,sehingga tercipta kehidupan masyarakat dengan sistem dan struktur sosial
yang sesuai dengan orientasi ideologi tersebut.
Adapun
fungsi ideologi adalah:
- Struktur Kognitif: Keseluruhan pengetahuan yang merupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam kehidupan.
- Orientasi Dasar: Wawasan yang memberikan makna dan menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia
- Norma-norma: menjadi pedoman bagi seseorang atau masyarakat dalam melakukan tindakan.
- Bekal bagi seseorang atau masyarakat untuk menentukan identitasnya.
- Kekuatan yang menyemangati dan mendorong seseorang atau masyarakat untuk menjalankan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan .
- Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami dan mempolakan tingkah laku sesuai dengan tujuan dan norma-norma dalam ideologi.
Adapun
Dinamika Internal sebuah ideologi terkait dengan beberapa faktor:
A. Kualitas nilai dasar yang dikandung. Hal ini
menentukan kekuatan sebuah ideologi.
Kekuatan sebuah ideologi terletak pada
dimensi:
- Realitas: Nilai nilai dasar yang dikandung berakar dan hidup di masyarakat
- Idealisme: Nilai dasar dalam ideologi mengandung idealisme/cita cita.
- Fleksibilitas ( Pengembangan ): nilai dasar dalam ideologi memungkinkan dilahirkannya pemikiran baru yang relevan dengan kenyataan baru dan tidak bertentangan dengan ideologi.
B.
Persepsi,sikap
dan tingkah laku masyarakat terhadap ideologi. Hal ini dipengaruhi oleh:
Golongan –golongan yang memaksakan persepsi ideologi bebas mutlak dan Ideologi
yang ditanamkan secara doktriner.
C. Sejauh mana nilai-nilai ideologi diamalkan
individu/masyarakat. Hal ini dapat ditempuh dengan jalur: Ideal-Normatif (
Teori,Pendidikan formal ) dan Aktual-Empiris ( Penelitian ilmiah yang kemudian
hasilnya disebarkan ke masyarakat )
D. Kemampuan penganut untuk mengembangkan
pemikiran baru yang relevan dengan ideologi dan realitas terbaru. Harus ada
pihak yang secara intelektual selalu menjaga tradisi berfikir secara ideologis
dan menjawab tantangan terbaru dengan pemikiran yang bersumber dari ideologi
tersebut. Pada saat ini pancasila harus mampu menjawab posisi pemikirannya
terhadap: Sekulerisme,Pragmatisme,Globalisasi Kapitalisme,Demokrasi
Liberal,Relativisme kebenaran,dll.
2.
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Globalisasi
ekonomi (kapitalis) merupakan ancaman bagi bangsa indonesia untuk mandiri,terjadinya
penumpukan modal di kalangan elit sehingga menghalangi pemerataan
kesejahteraan,maka dalam hal ini bangsa indonesia harus:
- Tetap menjaga identitas nasional sehingga ikatan persatuan masyarakat tetap kuat.
- Meningkatkan dinamika agar mampu bersaing secara pemikiran dengan bangsa lain
- Adaptasi terhadap proses kehidupan baru
- Inovasi untuk meningkatkan kualitas kerja dan produk
Untuk
menjawab tantangan tersebut diatas,Pancasila menjadi ideologi terbuka. Bukan
untuk merubah nilai –nilai dasar,tetapi meningkatkan kemampuan agar dapat
memecahkan masalah baru.
Dalam
menjabarkan nilai dasar pancasila,ada dimensi yang menjadi ciri khas dalam
orientasi Pancasila:
- Dimensi Teleologis: Pembangunan bertujuan mewujudkan cita proklamasi. Artinya,hidup bukan ditentukan oleh nasib,tetapi oleh usaha manusia dan rahmat Tuhan. Hidup juga bukan ditentukan oleh kekuatan produksi ( Marxisme ),karena martabat manusia lebih tinggi untuk ditentukan semata-mata oleh faktor ekonomi. Dalam mencapai kemakmuran masyarakat jangan terjebak oleh Pragmatisme,karena pragmatisme enggan berbicara asumsi dasar,tapi langsung turun pada program praktis. Pragmatisme berpandangan bahwa pemegang kekuasaan berhak menentukan asumsi/persepsi pembangunan dalam rangka menentukan nasib rakyat,hal ini jelas sepihak. Dan hanya akan menguntungkan elit tertentu dan tidak memikirkan rakyat banyak.
- Dimensi Etis: Manusia dan martabatnya memiliki kedudukan sentral. Artinya,seluruh proses pembangunan diarahkan untuk mengangkat derajat manusia,yaitu keadilan masyarakat dalam berbagai aspeknya. Sehingga dimensi ini menuntut pembangunan yang bertanggung jawab.
- Dimensi Integral-Integratif: Menempatkan manusia tidak hanya secara Individualis tapi juga konteks strukturnya. Manusia adalah pribadi tapi juga sebagai relasi. Sehingga manusia harus dilihat dari keseluruhan sistem: Masyarakat,dunia dan lingkungannya. Sehingga pembangunan diarahkan untuk kualitas manusia dan kualitas strukturnya.
3.
Penjabaran Pancasila sebagai Ideologi terbuka perlu terciptanya struktur proses
dalam bidang bidang kehidupan:
a.
Dinamisasi kehidupan masyarakat: Timbulnya mekanisme sosial ketika menanggapi
masalah dengan cara inovasi,kreasi dan kompetisi.
b.
Demokratisasi masyarakat: Setiap warga negara harus memiliki sikap dewasa,yaitu
mampu mengambil keputusan sendiri dan berani bertanggung jawab
c.
Fungsionalisasi/ re fungsionalisasi lembaga pemerintah dan lembaga
masyarakat,yaitu berjalannya semua fungsi lembaga lembaga tersebut.
Berhentinya salah satu lembaga akan
mengganggu sistem kerja.
d.
Institusionalisasi nilai nilai, sehingga seluruh mekanisme masyarakat berjalan
wajar dan sehat. Artinya tidak hanya penghayatan nilai nilai,tetapi juga
pelembagaan nilai nilai dalam berbagai bidang kehidupan. Sehingga terjadi
hubungan saling mendukung antara aktor dengan struktur ( jaringan yang
mengkondisikan ).
Pembangunan
sebagai pengamalan Pancasila harus memberikan kemajuan seluruh bangsa. Artinya
pembangunan ekonomi,merupakan bagian dari keseluruhan perencanaan
sosial,sedangkan perencanaan sosial
diletakkan dalam konteks Strategi Kebudayaan. Sehingga pembangunan tidak
menjadi ideologi tersendiri
Sumber: buku
Pancasila sebagai Ideologi BP7 pusat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar